Selasa, 08 Maret 2011

From Kahlil Gibran to You

Dalam perjalanan hidup, aku melihatnya terbit di fajar musim.
Mengubah kesunyian hari menjadi kebahagiaan.
Memadati keheningan malam dengan musik dari hati.
Dia mengajariku mengenal keindahan dan menyanyikan untukku senandung kehidupan.
Apakah aku menemukan cinta sejati?
Ataukah aku sudah menemukan kebahagiaan atas nama cinta?
Apa yang sebenarnya ada di batinnya?
Aku tidak mengerti pertanyaan yang tiba2 menimbun kesadaranku.
Yang aku sadari ada sesuatu yang belum pernah kurasakan sebelumnya.
Apakah ia menyadari bahwa tatapannya membisikkan sesuatu padaku.
Saat mendengar kata-katanya, aku merasakan kekuatan dalam suaranya.
Kekuatan itulah yang membuatku berenang di bentang cakrawala tanpa batas.
Ketika dia mengulang ucapan sambil sesekali tersenyum atau saat dia bercerita dengan kalimat panjang dan sempurnalalu berhenti sejenak.
Aku ingin menatapnya sekali lagi.
Karena aku ingin mengetahui rahasia hati melalui tatapan matanya yang kadang naif.
Tatapan itu seakan memberitahuku bahwa aku dapat menunjukkan pada dunia dan pada diriku sendiri bahwa aku adalah miliknya.
Terkadang, aku melihatnya dalam air mataku saat keputusasaan melayang-layang diatasku.
Tapi dengan pergi dan menatapnya, aku senantiasa memperoleh kekuatan baru.
Aku ingin mengerti akan petunjuk bahasa jiwa.
Karena hal ini tidak lebih sukar di mengerti ketimbang kata-kata yang ditulis angin musim semi pada permukaan air.
Dan akhirnya saat ini bersamanya kuimpikan kehidupan yang penuh harapan dan keabadian yang terwakili oleh kata-kata dan perbuatan baik.

0 komentar:

Posting Komentar