Selasa, 08 Maret 2011

Something 'Bout Love

Ibuku…

Sepanjang ingatanku, Ia orang pertama yang kudatangi setiap aku ingin menangis dan setiap kali aku ingin tertawa bahagia. Ia selalu ada bersamaku. Ia tak pernah menghakimiku. Ia membiarkanku menentukan harapanku. Ia bangga saat aku berhasil dan menghiburku saat aku gagal. Ia tahu kapan aku butuh nasihat dan kapan aku ingin mengatasi masalahku sendirian. Ia menggandakan kesenanganku dengan kesenangannya. Ia membagi rasa kesalku dengan empati dan pengertiannya. Ia selalu menanyakan pengalamanku. Kami jarang berbicara di malam hari (karena Ia sudah tidur) atau pagi hari (karena aku belum bangun). Tapi kami masih menemukan waktu untuk mengisi hati dengan cinta.
Mengetahui bahwa Ia masih terus membangun hidup membuatku merasa lebih nyaman dengan hidupku sendiri. Saat aku mengalami perubahan hidup, aku ingin Ia percaya padaku seperti aku percaya padanya. Ia harus menerima bahwa aku ingin belajar dewasa. Aku telah belajar rasa cemas, rasa melindungi, dan terutama manisnya pengabdian tanpa pamrih. Ia telah memberikan segenap hatinya untukku tapi jiwanya Ia berikan sedikit demi sedikit sampai saat Ia tau kapan aku siap. Hingga saat ini aku merasa beruntung bisa menjadi seperti ini, Aku yakin Ia tahu bahwa aku sedang tumbuh dan belajar. Aku tahu Ia mencintaiku. Aku adalah anaknya tapi yang lebih penting, Ia adalah Ibuku.

Ayahku…

Ia adalah seseorang yang tak pernah memarahiku (benar-benar marah) meskipun aku pantas menerimanya. Ia mencintaiku sejak dulu. Ia selalu ada saat aku menangis atau aku sakit. Ia selalu dapat memperbaiki keadaan dengan sekumpulan idenya. Ia selalu mencemaskanku ketika melihatku pulang ke rumah terlambat. Tapi Ia selalu merasa bangga saat aku mendapat nilai baik, memenangkan penghargaan atau menangani situasi sulit dengan cara dewasa. Kadang aku tak mengerti bagaimana ia bisa melakukannya. Seakan menjadi Ayah saja belum cukup. Ia bekerja mengatur semuanya. Melakukan kegiatan untuk keluarga, kerabat dan teman-temannya. Saat malam biasanya Ia tidur saat aku terlelap dan bangun subuh untuk memulai aktifitasnya. Namun, Ia masih bisa memanfaatkan cadangan waktunya untuk sekedar berbicara denganku. Ia senang membicarakan masa depan denganku. Walaupun Ia tidak berkata banyak, aku tahu bahwa Ia memberi tahu aku bahwa Ia bangga. Kurasa hal itu mengatakan padanya bahwa pengorbanannya sungguh bermakna.
Ia adalah Ayahku dan aku akan mengatakan padanya betapa aku mencintainya. Dan aku menghargai usahanya yang tidak menyerah bahkan saat aku sendiri telah menyerah. Aku tahu Ia sayang padaku, aku tahu Ia akan membelikan dunia untukku seandainya Ia bisa.

Dan dia adalah…

Berada bersamanya mengubah jiwaku
Aku berbagi semua hal dengannya
Bahkan hal-hal yang tidak kuceritakan pada keluarga dan sahabatku
Rasa cintanya, percayanya dan dukungannya membuatku lebih hidup
Melalui dirinya, aku belajar memandang dunia dengan sudut pandang baru
Rasanya ketika ada bukit yang tinggi di hadapanku, entah darimana ia menyediakan sayap bagiku untuk terbang melintasinya
Dia mampu menbuatku amat sangat bahagia atau sangat marah
Tapi saat ia tersenyum segalanya berubah, aku tak bisa berbuat apapun selain membalas senyumannya
Dia memiliki sejuta senyuman
Senyuman itu membuatku tertawa saat aku terluka
Membuatku memaafkannya saat aku marah padanya
Saat aku berada disampingnya, menatap matanya, masuk ke dalam jiwanya dan aku mengatakan jutaan kata tanpa bersuara
Aku tau bahwa hatiku ada di hidupnya


Taken from “chicken soup 4 the soul dedicated to my mom, my dad and my lovely, Love them so much!!

0 komentar:

Posting Komentar